Tak ingin hanya stag pada bisnis katering Chili Pari, Gibran Rakabuming Raka mulai mengembangkan food street di Kota Solo. Salah satunya adalah martabak manis Markobar. Ia mengajak kerjasama pemilik Markobar di Kota Barat, Manahan. Gibran mengaku sengaja menggandeng kuliner kaki lima. Harapannya food street ini semakin berkembang. Dia menyayangkan kuliner khas kaki lima yang unik itu hanya dinikmati oleh orang terbatas. "Saya penginnya kuliner kaki lima ini jangan jadi jago kandang. Makanya saya ingin kuliner kaki lima bisa dinikmati di daerah lain juga," kata putra Presiden Joko Widodo itu. Gibran membuka kafe Markobar di Jalan Sutawijaya, Solo pada bulan April tahun 2014. Baru tiga bulan menyapa lidah para penikmat kuliner, kafe martabak ini sudah menjadi buruan. "Jika dihitung-hitung kafe Markobar ini sudah bisa nutup modal pada tiga bulan setelah buka," ucap Gibran. Menu unggulan dari Markobar adalah martabak terang bulan delapan rasa. Martabak ini bentuknya mirip dengan pizza. Kemudian topping-nya ada beberapa pilihan rasa cokelat. "Ada topping Ovomaltine, Van Houten, Toblerone. Satu bungkusnya harga Rp50.000-Rp100.000," ujarnya.
Salah satu variasi menu Markobar |
Setelah sukses di Solo, martabak ini mulai merambah kota lain. Setelah Solo, kota pelajar Yogyakarta menjadi tujuan Gibran. Di Yogya, Markobar buka di Babarsari, tepatnya di Jalan Seturan Raya. Sedikit berbeda, Markobar di Yogya berbagi atap dengan CS Coffee. Kafe CS Coffee ini juga menjadi lini bisnis lain Gibran. "Setelah Yogya, kemarin akhir tahun kita buka di Jalan Pemuda, Semarang, dekat rumah dinas wali kota. Kemudian setelahnya kita juga di Cikini, Jakarta," ucap dia. Gibran menargetkan kota-kota besar menjadi pasar dari Markobar. Ia merencanakan setiap dua bulan, satu cabang Markobar dibuka. "Besok targetnya di Bandung, Malang, Surabaya," katanya. (poy)
Sumber: Money.id
0 Response to " Cerita di Balik Bisnis Martabak Anak Jokowi "
Posting Komentar