Sejumlah dukun dari Banten, Gorontalo, Bali, dan Betawi mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kedatangan dukun ke lembaga antirasuah untuk menyantet Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok karena dinilai kebal hukum terkait dugaan korupsi pembelian RS Sumber Waras.
Dukun-dukun tersebut sempat menggelar ritual di depan tangga Gedung KPK. Mereka membaca mantra dengan komat-kamit. Baju yang dikenakannya juga dibuka sehingga terlihat kalung hitam di lehernya. Selain itu kembang tujuh rupa juga disebarkan di lantai depan Gedung KPK. Terlihat juga pembakaran kemenyan hingga asapnya menyeruak di depan Gedung KPK.
Kedatangan dukun-dukun tersebut digalang oleh sejumlah aliansi yang tergabung dalam Gerakan Tangkap Ahok (GTA). Anggota aliansi GTA diantaranya adalah GPII Jakarta Raya, HIMMAH Alwasliyah, Komando Barisan Rakyat, Solidaritas Anak Betawi, FORUM PEDULI JAKARTA, Front Aktivis Jakarta (FROAJA), Brigade PII, Suara Jakarta, Kahmi Jakarta Utara dan FPJ.
Kordinator aksi Rahmat Imran mengatakan, pihaknya mengundang dukun untuk meruwat KPK karena selama ini seperti tidak berdaya terhadap Ahok. Pihaknya membawa dukun juga agar KPK tidak disantet oleh kekuatan negatif iblis Sumber Waras. Sehingga ke depan KPK bisa menetapkan Ahok sebagai tersangka kasus dugaan korupsi RS Sumber Waras.
"Selama ini terkesan Ahok kebal terhadap hukum kasus RS Sumber Waras. Padahal data-data dimasukan oleh BPK tapi sampai saat ini proses hukumnya tidak berjalan," kata Rahmat Himran di Gedung KPK, Jakarta, Rabu (30/1/2016).
Dengan mendatangkan dukun sakti dari berbagai daerah, ujar Rahmat, maka diharapkan bisa menangkal kesaktian Ahok. Rahmat yakin dukun-dukun yang dibawanya sangat profesional untuk bisa menghilangkan santet yang dilakukan Ahok sehingga negara Indonesia bisa bebas dari korupsi.
"Kami yakin dukun profesional yang kami bawa bisa menghilangkan santet sehingga negara Indonesia bisa bebas dari korupsi," tegasnya.
Terkait berapa lama bisa menangkal kekuatan yang diduga dilakukan Ahok agar terhindar dari dugaan korupsi pembelian RS Sumber Waras, Rahmat tidak bisa memprediksinya. Alasannya saat ini masih digelar ritual. Usai ritual bisa diketahui apa saja kekuatan lawan dan bagaimana bisa mengalahkannya.
"Selama ini kami sudah lakukan dengan cara modern yakni dengan langkah-langkah hukum dan rasional, tapi Ahok masih tetap kebal sehingga kami mengunakan cara-cara irasional," jelasnya.
Sumber
Wkwkwk....lucu juga inspiratif
BalasHapus